Rabu, 13 Agustus 2014

Micro Jigging Craze!

Micro Jigging? Apa itu? Apa yang baru dari ini? Bukannya jigging adalah salah satu teknik mancing tertua? Apa hebatnya? Apa yang menarik dari ini? Menurut John Eichelsheim, dikutip dari  artikelnya yang dimuat di salah satu situs berita online, teknik memancing ini tercatat pertama kali digunakan oleh para angler di New Zealand yang kemudian berkembang kemana-mana, terutama negara-negara Asia, walau tidak dijelaskan secara jelas siapa yang pertama kali mengembangkannya. Di Indonesia sendiri, teknik ini baru benar-benar mulai mewabah pada akhir tahun 2013. Adhek Amerta sang maestro pancing Indonesia menjadi salah satu angler yang ikut memulai penggunaan teknik ini dan secara tidak langsung ikut menyebarkan racunnya dengan memperlihatkan penggunaan teknik Micro Jigging pada beberapa episode acara mancing yang ditayangkan oleh sebuah stasiun tv swasta di Indonesia. Selain melalui acara TV, meratanya penggunaan media sosial di internet ditengarai juga turut berperan mempercepat perkembangan teknik ini sampai mencapai fase "wabah" dalam waktu singkat, diantaranya grup-grup pemancing di media sosial Facebook yang mengkhususkan diri pada penggunaan teknik ini di Indonesia seperti grup Micro Jig Angler Indonesia dengan anggota lebih kurang 1600 orang yang dimoderatori oleh salah satu senior memancing di Indonesia yaitu Yanto Wong Solo.

Salah satu yang menggelitik saya untuk membuat tulisan ini, adalah pertanyaan, mengapa teknik Micro Jigging ini bisa berkembang dan mewabah dengan lebih cepat dibanding penggunaan teknik mancing lain yang sudah lebih dulu eksis? Hal ini mirip-mirip dengan memboomingnya teknik Popping pada awal tahun 2000an, walau skalanya mungkin tidak sebesar itu. Mari kita coba kupas satu-persatu dan sedikit-sedikit saja :) . Sebenarnya apa itu Micro Jigging? Menurut Jarrod Day, (yang sedikit membedakan dengan teknik Jigging) Micro Jigging adalah memancing dengan menggunakan umpan Jig dengan ukuran panjang antara 60-80 mm, berat 10-40gr, dengan menggunakan Reel kelas 3000 - 4000 (walau kemudian menurut beberapa pemancing penggunaan Reel kelas maksimum 2500 lebih menarik), yang dipasangkan dengan Rod kelas 8-16 lbs, Line kelas 8-12 lbs, Leader line kelas maksimum 20 lbs dan peralatan pendukung lainnya pada kelas yang setara. Lokasi yang menjadi spot ideal untuk menerapkan teknik memancing ini adalah karang dalam, kapal karam, tandes, atau lokasi-lokasi lain tempat berkumpulnya ikan demersal maupun anakan pelagis di laut dengan kedalaman dikisaran 20-40 meter ataupun drop-off dengan kedalaman 5-10 meter dengan arus yang tidak terlalu deras  seperti yang disebutkan dalam artikel yg dimuat Yanto Wong Solo di grup Micro Jig Angler tersebut.

Dari fakta-fakta tersebut di atas, sepertinya kita dapat sedikit menguak penyebab cepatnya perkembangan teknik ini. Penggunaan light tackle dan spot yang tidak terlalu dalam (yang hampir dapat selalu di-identikkan dengan jarak spot yang tidak jauh dari daratan) diyakini merupakan beberapa faktor yang mendukung hal tersebut. Membayangkan dan merasakan sensasi (tingginya kemungkinan) strike dari ikan-ikan predator dengan ukuran (yang seringkali) melebihi kelas dari tackle yang digunakan merupakan salah satu candu yang hampir dapat dipastikan tidak akan dapat ditolak oleh angler dengan style memancing apapun. Disamping faktor-faktor diatas, penggunaan tackle yang hampir 100% persen mirip dengan tackle yang digunakan pada teknik casting (yang mencolok, hanya beda panjang butt section pada rod, dimana untuk Micro Jig akan lebih nyaman dan umum menggunakan Rod dengan butt panjang), menyebabkan "castinger-castinger" yang mulai kehabisan spot casting yang dihajar oleh setrumer, putaser dan sejenisnya, jadi memiliki pelampiasan baru dalam memancing tanpa perlu menambah inventaris mereka dengan tackle-tackle yang harganya seperti emas, gak ada turunnya, hehehe, terkecuali tentunya untuk pembelian jig dan aksesoris pendukung jig. Walau memang, tidak dapat dibuktikan secara empiris alasan ketertarikan ini apakah hanya karena kehabisan spot atau memang ingin mencoba style baru selain teknik lempar-gulung yang biasa mereka lakukan. Selain itu, variasi dari jenis-jenis ikan yang kemungkinan didapat sebagaimana yang biasa ditemui pada teknik Jigging juga merupakan tambahan penarik bertumbuhnya minat Weekend Angler dan Fulltime Angler (kerjaannya Mancing, hobinya Ngantor, hehehe) untuk mendalami teknik ini.

Apapun itu, bagi seorang penggemar mancing sejati, perjuangan menipu si pisces dengan tackle, teknik (termasuk Handline Fishing, manciang kapuyan kalo kata orang Awak, yang oleh sendiri IGFA sering di anak tirikan), kelas, spot, gaya apapun akan tetap dinikmati, selama ikannya tetap nyambar, hehehe. Kalaupun tidak, bonus berupa udara segar disertai pemandangan alam yang sudah pasti lebih indah dibandingkan hanya dilihat dari tv, perjalanan dan perjuangan untuk mencapai spot, canda tawa dengan sesama pemancing, rasanya juga sudah lebih dari cukup

Salam Rajin Pangkal Strike!!!
bloer3y@yahoo.com

Sumber (Source):
http://www.stuff.co.nz/sport/fishing/8637692/Micro-slow-jigging
http://www.fishingboating-world.com/Lure-fishing-for-snapper/116509
https://www.facebook.com/notes/micro-jig-angler-indonesia/apa-itu-micro-jig/562524020532417

Sumber Foto (Pic Source): 
http://jonestackle.com.au/tag/micro-jigging/
http://jonestackle.com.au/tag/ima-gun-jigs-ima-barbarossa/
http://tacklefever.blogspot.com/2013/07/ultra-light-jigging.html
http://www.downriggershop.com.au/21-march-2013.html





Kamis, 30 April 2009

Balingka Danau Singkarak






















Tanggal : 25 April 2009 

Lokasi Mancing : Ngalau, Danau Singkarak, Sumbar
Nama Anglers : Bloer3y, Roni, Phono, Eri Balok, Uncu, Erik 
Kondisi Angin : Barat
Cuaca : Cerah 
Ombak : Riak-riak kecil


Ikan yg di dapat : Balingka (Puntius Belinka) sejenis Kapiat/Ikan Putih dengan ukuran yang rata-rata lebih besar
Banyak : 8 ekor (5 ekor dibawa, 3 ekor direlease)

Terberat : 0,3 kg

Teknik Memancing : Rewai
Umpan yg digunakan : Pelet 

Rod (Telescopic): Yu wei 180UL, Shimano Vac Pack 210 (2 pcs), Relix..?? Reel : Shimano FX1000fa (2 pcs), Pioneer 2000, dll.. (lupa :-) )

Line : Dayu 0,08 mm/ 1 lbs
Hook : carbon No.01
Sinkers : Ladung bola paling kecil

Sedikit kecewa karena nggak bisa ikut trip bareng dengan suhu-suhu FF Kmkz 25 April 2009 ke P.Bando, Padang, anak2 Limpala Padang Panjang "back to mullet" nge-trip ke Danau Singkarak.. Sekitar jam 09.30 WIB janji ngumpul di rumah Roni di Kebun Sikolos, disana temen2 laen dah pada nungguin, kecuali Om Phono yang janji untuk nyusul belakangan ke lokasi mancing langganan kami di Ngalau, Danau Singkarak. Salah satu hal yang menyebabkan kami betah ngetrip ke sini, di samping ukuran ikan nya yg di atas rata2 lokasi lain di Singkarak, juga karena terawat nya habitat tempat hidup ikan di sini, dimana penduduk setempat melarang potas, bom, bahkan jala sekalipun khusus di area Ngalau. Dan bagi yg coba-coba nekad melanggar larangan tersebut bakalan kena sanksi adat.. Jadi nya daerah sini sudah menjadi semacam daerah konservasi yang dikelola oleh Masyarakat tanpa adanya campur tangan pemerintah..!!

Dengan menempuh jarak sejauh 15 km selama kurang lebih 45 menit, termasuk singgah membeli nasi bungkus di "Lapau Nasi" langganan kami Ampera Gajeboh, di daerah Kubu Kerambil, kami sampai di Ngalau, Singkarak sekitar jam 10.30 WIB. Walau pun merupakan salah satu "daerah konservasi khusus mancing" di Danau Singkarak, yang tentunya mempunyai ikan yang banyak, sesampai nya di sana seperti biasa tidak berapa orang yang memancing.. Keadaan ini merupakan suatu keganjilan yang sudah umum diketahui oleh pemancing-pemancing danau Singkarak,. yang disebabkan oleh susah nya memancing ikan-ikan yang ada di Ngalau, dibanding daerah lain di Singkarak walaupun secara kasat mata dapat dilihat kalau ikan-ikan disini benar2 banyak dan berukuran lebih. Kapiat, Balingka, Asang (Nilem), Bilih (ikan Endemik Singkarak), Kaloi (Gurami), Gariang (Tor TOmbro), Nila, bahkan sang predator Sasau (Hampala) terlihat jelas berseliweran di sini. Tapi justru disini lah nilai tambah nya, kalau kita berhasil mendapat ikan di Ngalau, disamping ukuran nya yang tentunya di atas rata-rata Singkarak, juga ada semacam kebanggaan lebih kalau kita berhasil mendapatkan ikan disini.

Hari ini kami menargetkan mancing ikan Balingka (Puntius Belinka) sejenis Kapiat/Tawas/Ikan Putih yang secara fisik terlihat seperti punya punuk, apalagi kalau ukuran nya sudah mencapai 0,5 kg punuk nya dapat terlihat dengan jelas. Kami menggunakan very very light tackle untuk menangkap ikan ini.. Penduduk setempat menyebutnya teknik rewai, dimana rangkaian/rig yang digunakan adalah sinkers - karet stopper - kail, dengan line utama sekaligus jadi leader/perambut karena mainline yang digunakan sudah cukup halus untuk mengecoh Balingka (0,08 mm/1 lbs). Cara memancing nya cukup umum, sedikit mirip mancing galatama, dimana kita menggunakan pelet bulat sebagai umpan yang dikaitkan pada mata kail, dan pelet panjang sebagai "bom" yang dilempar ke sekitar spot yang kita yakini ada Balingka nya setiap kali kita melempar kail berumpan..

Mungkin memang sedang sedikit terbawa sial, hari itu kami hanya berhasil mendapat 8 ekor Balingka, dimana 3 ekor nya kami release kembali karena ukuran na terlalu kecil untuk di catch n goreng.. wakakaka.. Tapi bagi kami sebenarnya bukan jumlah ikan didapat yang kami cari setiap nge-trip ke singkarak, tapi lebih kepada men-defrag otak yang sudah pada mumet karena 5 hari sibuk melakukan aktifitas rutin. Pemandangan indah di Singkarak, jalur perjalanan ke Singkarak yang juga tak kalah indah nya, udara yang bebas polusi di Ngalau, Singkarak sebenarnya sudah cukup meringankan beban kami. Dan strike, serta merasakan tarikan Balingka yang lumayan dahsyat untuk ikan yang seukurannya merupakan bonus.. O'ya khusus untuk view nya singkarak, udah terbukti loh kalau singkarak memang indah, dimana mulai tgl 01 s/d o3 Mei 2009, akan dilakukan lomba sepeda Tour de Singkarak, yang selanjutnya sudah menjadi agenda tahunan..


Mm... kayak na report na serius banget ya..
ya... gpp lah..
salam Strike...!!
L I M P A L A (Padangpanjangwildfishingcommunity)

Selasa, 28 April 2009

Tips Popping


Ini dari pengalaman, silahken diliat-liat:

1. Area yang efektif (walaupun tidak 100% akurat), liat gambar atas:

2. Pakai type chugger kalau laut tidak terlalu bergolak, pakai pencil kalau berombak.

3. Lempar sejauh mungkin dan sedekat mungkin ke karang, ini membuat popper lebih lama di air. Kebanyakan GT tidak mau makan popper dekat dengan kapal (tidak 100%). (Ini juga yang membuat pabrik popper tetap exist.. hahaha)

4. Sebisa mungkin pakai maximum drag setting dari outfit, semakin tinggi drag semakin kecil kemungkinan ikan masuk karang dan semakin baik kondisi ikan untuk CnR. Ini disesuaikan dengan kondisi angler.

5. Bila strike jangan matikan mesin kapal, minta kapten untuk keluar menjauhi karang. Usahakan posisi angler pindah ke sisi belakang kapal bila kapal tidak tidak bisa mundur (mesin kapal tanpa gearbox). Ini untuk menghindari ikan masuk kolong kapal.

6. Bila anda mengambil posisi diatas dek kapal, perhatikan bawah dek anda HARUS tidak ada orang disitu. Beberapa kasus kecelakaan yaitu menutupnya bail arm dari reel waktu melempar/lupa membuka bail arm berakibat popper meluncur bagai roket ke kabin bawah dan treble menancap ke orang.

7. Bila popper anda nyangkut karang, jangan ditarik2. Kendorkan kenur anda dan tunggu ombak menyapu karang tsb dan tarik pada saat itu (50% kemungkinan berhasil).

8. Biasakan pakai ukuran treble yang lebih kecil untuk bagian depan, dan lebih besar di buntut popper. Saya biasa pakai kombinasi 5/0 - 3/0, 4/0 - 3/0, 3/0 - 2/0, 4/0 - 2/0. Ini membuat popper anda lebih stabil waktu dilempar dan lebih jauh lemparannya.

9. Pakai split ring dengan poundage 2 kali dari kekuatan leader. Saya mengalami 2 kali kejadian split ring terbuka, 1 dengan spilt ring original bawaan Yo-zuri, 1 kali dengan split ring bermerek tetapi poundagenya kecil, contoh merek Rosco (dengan diameter yang sama, Owner 2 kali lipat lebih besar poundagenya dari pada Rosco).

10. Ikat leader langsung ke popper tanpa kili2 atau snap, ini meminimize kemungkinan jebol di benda2 itu. Lebih sedikit joint, lebih sedikit failure factor.

11. Panjang leader adalah 2 kali panjang joran sehingga waktu anda melempar, ujung telunjuk anda menahan leader, bukan braidednya.

12. Jam makan GT efektif pukul 6 pagi s/d 10 pagi, 3 sore s/d 6 sore (walaupun GT sering makan metal jig malam hari). Diluar jam2 tersebut sering terjadi strike tanpa hookup karena nafsu makan ikan tidak sebesar jam2 efektif. Ini buang2 tenaga dan bahan bakar, mending waktu tsb dipakai istirahat masak2 ikan hasil pancingan. 

13. Bila terjadi strike tapi luput (ikan luput makan popper), jangan berhenti menarik popper dan jangan juga merubah speed dari tarikan, usahakan tetap konstan dan biasanya ikan akan kembali mencaplok popper (ikan yang sama atau ikan lain dari rombongan).

14. Kecepatan menarik popper jangan terlalu cepat, sering kali ikan luput mancaplok kalo popper terlalu cepat.

15. Bila suatu tempat terjadi beberapa strike dan kemudian tidak ada strike sama sekali, ganti tipe dan warna popper dan ganti style tarikan popper. Kemungkinan akan terjadi lagi strike.

16. Ikan karang cenderung berkumpul ditempat2 favoritnya, tandai lokasi2 strike di GPS atau ingat2 saja lokasinya. Lain waktu kembalilah ke lokasi yang sama, biasanya spot ini masih menghasilkan banyak strike.

17. Bila suatu lokasi sudah anda datangi 4-5-6 kali dan tidak pernah terjadi strike disitu, lupakan tempat itu. Lain kali ga usah didatangi lagi... buang2 waktu.

18. Dari pengalaman, strike lebih banyak terjadi waktu langit cerah dibandingkan waktu mendung dan hujan.

19. Kalau melempar, lempar poppernya saja, jangan berikut joran dan reelnya!!! hahahaha.....

20. Kalau dari point 1 sampai 19 sudah dipraktekkan dan tidak menghasilkan apa2, brarti memang disitu memang tidak ada ikannya. Cobalah ke pelelangan.... 

Nb : Om wiwied FF nubie izin copas 


Senin, 27 April 2009

Mancing di Gosong Bando, Pariaman, 11 April 2009






Tanggal : 11 April 2009
Lokasi Mancing : Piaman (Padang Pariaman, Sumatera Barat)
Nama Anglers : Gw, Roni Jariang,
Bg. Edwin, Ricky
Nama Kapal : Belum dikasih nama lagi (Eks. Putri Tunggal)
Kapten: Ardin
Nahkoda: In, ABK : Pak Uncu
Ongkos Sewa : 700rb                                                                                                                                                          
Spot : Karang Gosong Lawe/ Gosong Bando
Kondisi Angin : Agak kenceng (Kata ABK sih angin barat)
Kondisi Arus : Agak kuat 
Cuaca : Berawan/Mendung 
Ombak : Kurang Nyaman                                                                                                                                    
Ikan yg di dapat : 
- GT = 3 ekor @ 4-7 kg 
- Black Trevaly = 2 ekor @ 7 - 10 kg
(Tanda2, Todak, Kerapu n beberapa ikan kecil lainnya hasil pancingan ABK). 
Ukuran yg terbesar kira2 10 kg (perkiraan abis gak bawa timbangan seh)                                                 
Teknik Memancing : Popping dan Trolling
Lure : Popper Budi (Hijau Kuning), Popper Budi (Gecko), Popper Eupro (TW Merah Putih), Popperio Soni Maglure, Trolling Minnow Soni Maglure CD 18, 16, 14 (TOP om, sayang karena line yang dipake kecil, line nya break waktu narik ikan)                                                                                    
Arsenal: 
Rod : Okuma Blue Diamond BD 10MH (2bh),Okuma Tailwalker TWTR 5'.6", Okuma 
Blue Diamond TR 6',Daiwa Jupiter Max,
Reel : Ryobi Applause 8000Zi (thnks to suhu2 FF, top banget aksi nya), ,, 
Tica Cetus 6000, Pioner Paladium 6000 (2bh), Okuma Convector s55, Okuma Convector 55.
Line Popping : Merk nya lupa yg ingat cuma kalo itu PE5
Line Trolling : YGK 25 lbs 600 m
Leader : Seamark 100 lbs

Padang Panjang - Pariaman

Terpaksa berangkat ke Pariaman dari Padang Panjang jam 06.00 pagi dengan 2 motor di cuaca yang sangat dingin, setelah kegagalan berangkat pada malam hari sebelumnya karena mobil Honda Accord 82 yang kami bawa ngadat di jalan (kejadian yg belakangan kami syukuri, karena sesuai info dari G!Map, spot mancing yg kami tuju justru lebih dekat dengan Pariaman), segepok peralatan yang dibawa lumayan bikin capek..

Muara Pantai Gandoriah - Spot Gosong Bando

Sampai di lokasi keberangkatan Muara Pantai Gandoriah, Padang Pariaman, jam 07.00 Kapten Pak Ardin, Nahkoda Pak In dan ABK Pak Uncu sudah stand by di kapal tundo Unyil na. Setelah membeli bekal untuk selama mancing di laut, jam 08.30 kami mulai meninggalkan dermaga Muara Pantai Gandoriah menuju spot di Karang Gosong Bando. 2 Jam perjalanan diisi dengan memancing trolling tanpa ada serangan dari penghuni laut Pariaman.. Sampai di spot jam 10.30, saya mulai lempar2 Popper Budi (Hijau Kuning) di buritan kapal. Sementara Bang Win, Roni dan Ricky ber-casting popperia di depan kapal.

GT Pertamax :

Lebih kurang 5 kali lempar popping, tanpa di duga "STRIKE...!!(Cinta Pertamaku),tanpa sadar saya teriak ke teman yang lain "Gabua,.Gabua,Gabua,.."(bahasa Padang nya Giant Trevaly). 5 menit pertarungan saya berhasil menaikan GT kurang lebih 7 kg-an.

GT Kedua (Black):

Setengah jam kemudian, Roni juga strike Black Trevally. Agak lama, 10 menit, si hitam dengan berat 10 kg-an akhir nya menyerah juga.

GT Ketiga (Black):

Tidak sampai satu jam-an Roni kembali strike. Kali ini Black Trevally lagi dengan ukuran yang lebih kecil, kurang lebih 7-kg.

GT Keempat (Black):

Sesudah makan siang, lagi-lagi (mulai panas nih, karena kalah skor nya) Roni strike, bang Win mendapat kesempatan menyelesaikan pertarungan,. Dengan pompa-an yang lebih profesional, bang Win berhasil menyelesaikan pertarungan GT 6 kg-an dalam 5 menit saja.,.

GT Kelima :

Sekitar jam 15.00, line bang Win yang sedang casting Minnorio Maglure, tiba-tiba terputus.., sehingga Minnow 7 cm buatan Om Soni Hampala itu terombang-ambing di bawa arus. Saya yang kebetulan baru saja melempar popper, menarik kencang popper Budi dengan maksud mencoba untuk mengambil minnow dengan popper tersebut. Tanpa disangka, sewaktu Popper saya hampir berhasil mengenai Minnow tersebut, GT menyambar popper, karena terkejut, reflek saya meretrieve Popper dengan kuat yang justru membuat GT hook up sempurna. Tak sampai 5 menit GT 4kg-an akhirnya menyerah.

Spot Gosong Bando - Muara Pantai Gandoriah

Jam 16.00, kami sepakat untuk mengakhiri trip dan kembali ke Muara Gandoriah. Perjalanan pulang diisi Bang Win dengan mencoba trolling dengan Trolling Minnow CD 16 Orange Om Soni. 1 jam perjalanan, rel Okuma Convector 55l yang dipadu dengan rod Okuma Blue Diamond TR 6' berderit kencang. Belum sempat memutar rel, tarikan langsung terasa ringan,. putus..!. Kapten memperkirakan mamah-nya jeng riri yang menyambar. Penasaran, Bang Win kembali mencoba trolling dengan Trolling Minnow CD 18 Merah Putih Om Soni.. Tak lama rel Okuma Convector s55L yang dipadu dengan rod Okuma Tailwalker 5'6" menjerit. Tak ingin mengalami kejadian yang sama, kali ini bang Win menyuruh Kapten untuk menahan laju kapal. 10 menit pertarungan, ikan belum juga menampakan tanda-tanda akan menyerah, sebelum tiba-tiba line YGK kembali kendur,..lepas..! Kali ini sepertinya ikan tidak hook up sempurna, dan hanya meninggalkan tanda gigi di minnow nya om Soni..

Pariaman - Padang Panjang

Sampe muara kurang lebih jam 18.00.. Setelah menyempatkan diri makan nasi bungkus yang tersisa, jam 19.00 kami kembali berangkat menuju kota Padang Panjang dengan diiringi hujan lebat yang seperti nya ingin menyemprotkan "champagne" nya pada kami. 20.30 kami tiba kembali di Kota Padang Panjang.

Selasa, 07 Oktober 2008

Kebersihan Danau Singkarak



Danau Singkarak adalah salah satu danau popular di Pulau Sumatra, di Indonesia dan bisa jadi juga popular di dunia. Danau ini popular karena banyak orang mengatakan bahwa Danau Singkarak ini alamnya begitu indah. Namun begitu ada orang yang mau mampir di tepi danau ini, mengapa tiba- tiba ada yang membatalkan kunjungan mereka ke sana. Penyebabnya adalah karena mata mereka terasa perih menatap sampah yang betul-betul sudah mencemari keindahan danau ini. Mereka tak bisa lagi membedakan antara mana yang bunga tumbuh di pinggir danau dan mana yang sampah. Volume sampah yang bertaburan di bumi Singkarak jumlahnya sudah jutaan sampai milyaran keping.Kemudian pasti banyak orang yang berceloteh dan mengatakan “Danau Singkarak tempat pembuangan sampah atau tempat rekreasi?”

Celoteh seperti itu pasti diucapkan oleh banyak orang yang lewat di seputar pinggir danau ini. Mereka bisa jadi orang Sumatra Barat sendiri, atau orang dari luar Sumatra Barat. Wisatawan mancanegara tentu akan mengatakan “West Sumatra is beautiful but…but….full of rubbish”.
Agaknya untuk membuat Danau Singkarak ini bersih, rapi, segar dan asri kembali maka penanggungjawabnya perlu membuka mata dan membuka telinga dan membuka hati lebih dalam. Bisa jadi mereka belajar dan melakukan studi banding ke daerah yang danaunya masih bersih. Tetapi kalau hanya melakukan studi banding sekadar membuat wacana dan membuang-buang dana masyarakat bukankah mereka lebih baik bertukar pikiran tentang bagaimana mengelola kebersihan tempat berwudlu dan toilet yang ada pada bebera mesjid. Cukup mudah di sana ada celengan tempat memungut sumbangan dan ada petugas kebersihan.

Manajemen yang sederhada ini tentu dapat pula diadopsi untuk menjagi kebersihan Danau Singkarak. Pungutlah retribusi dan kemudian cari petugas kebersihan dan beri mereka gaji yang layak (upah yang besar), maka pasti danau ini akan selalu akan tampak asri dan terhindar sebagai TPA atau sebagai tempat pembuangan akhir sampah. I love Singkarak dan aku cinta akan kebersihan. Repost : http://penulisbatusangkar.blogspot.com/

EARLY WHALES HAD LEGS


Seperti kita tahu ikan paus itu hidup di laut (jelas dung ), selain itu kita juga tahu kalo ikan paus itu mamalia. Tapi baru saja disimpulkan oleh para peneliti bahwa nenek moyangnya ikan paus yang merupakan mamalia pernah menggunakan ke-4 kakinya untuk berjalan didaratan.
Mungkin akibat badannya yang besar dan otomatis memerlukan makanan yang lebih banyak sang nenek moyang merasa kalo hidup didarat maka kaum ikan paus akan kalah bersaing dengan penghuni daratan yang lebih lihai cari makanan.

Saat mulai mencari makan dilautan, dalam siklus ribuan tahun lama kelamaan kakinya jadi ga guna n` berubah menjadi sirip dan mengecil...... itulah asal muasal dari sang "the biggest sea beast living today".

ga tau ini hoac apa kaga... tapi baru2 ini (ga tau "barunya" kapan) diketemukan fosil dari sebuah fosil jadul abis paus Georgiacetus di daerah amerika utara yang ternyata diketemukan tulang kakinya dan tulang pinggang yang besar untuk menopang berat tubuhnya....

So, para scientist itu bikin gambaran kira2 kayak gambar di atas tuh.

Senin, 29 September 2008

19 Spesies Ikan Danau Singkarak



Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat Danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), dengan ketersediaan bahan makanannya yang terbatas.

Dari 19 spesies itu, tiga spesies di antaranya memiliki populasi kepadatan tinggi, yakni ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus padangensis Blkr), Asang/Nilem (Osteochilus brachmoides) dan Rinuak, kata Pakar Perikanan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta (UBH), Prof Dr Ir Hafrijal Syandri, MS di Padang, Sabtu.  
Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah, Turiak/turiq (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan/Nillem (Osteochilis vittatus), Sasau/Barau (Hampala mocrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides).

Kemudian, spesies ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi) dan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones planiceps),
Kalang (Clarias batrachus), Jabuih/Buntal (Tetradon mappa), Kalai/Gurami (Osphronemus gurami lac) dan Puyu/Betok (Anabas testudeneus).

Selanjutnya, spesies ikan Sapek/Sepat (Trichogaster trichopterus), Tilan (mastacembelus unicolor), Jumpo/Gabus (Chana striatus), Kiuang/Gabus (Chana pleurothalmus) dan Mujaie/Mujair (Tilapia pleurothalmus), tambah Hafrijal.


Menurut dia, dengan hanya ada 19 spesies ikan yang hidup di Danau Singkarak menunjukkan keanekaragaman ikan di tempat itu tidak telalu tinggi.

Ia menyebutkan, hal ini karena kondisi mesogotrofik Danau Singkarak yang menyebabkan daya dukung habitat ini untuk perkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton dan betos, sangat terbatas.

Dari beberapa kali penelitian menunjukan populasi plankton dan betos di Danau Singkarak sangat rendah, tambahnya.

Padahal komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan basis dari terbentuknya suatu mata rantai makanan dan memegang peranan sangat penting dalam suatu ekosistem danau, kata Hafrijal.

Kondisi tersebut, menyebabkan sumber nutrisi utama ikan secara alamiah umumnya adalah berbagai jenis plankton dan bentos, tambahnya.

Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter.

Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan, kata Hafrijal Syandri.(Repost Antara)